Ketika korupsi telah menjadi budaya, bukan lagi hanya kepada para pejabatnya, tetapi juga menjangkit masyarakatnya, lantas siapa yang bisa dipercaya?
"SELALU ADA HARAPAN!"
Begitu kata mereka yang polos. Sedangkan yang mereka hadapi adalah sebuah budaya.
Selayaknya Gotham yang kemudian mengundang para penjahat kelas kakap untuk berambisi menghancurkannya. Ya, menghancurkan Gotham karena dinilai sudah tak layak lagi untuk ada.
Gotham adalah sebuah kota yang rusak. Kota dengan budaya korupsi yang sangat lekat. Bila pun para penguasanya digilas habis hingga ke akar-akarnya, akan ada penguasa lain yang sama bobroknya untuk menggantikannya.
Ini ibarat sebuah taman yang hanya berisi benalu serta bunga-bunga beracun. Membinasakan yang satu, tak membuat yang lain turut binasa.
Serikat Bayangan, atau bahkan Joker, memilih untuk menghancurkan Gotham guna menghapus kerusakan itu. Karena bagi mereka, Gotham sudah tak tertolong.
Sebagaimana menghancurkan dan memulai dari awal itu jauh lebih mudah dibandingkan memperbaiki apa yag sudah benar-benar rusak parah hingga ke akar-akarnya.
Namun, Batman masih sangat percaya bahwa Gotham bisa disembuhkan. Gotham bisa diperbaiki.
Meskipun faktanya, hingga dia pensiun, Gotham tak pernah berubah. Gotham tetaplah Gotham, sebuah kota korup yang tak akan pernah lepas dari jajahan penguasa zalim. Sebuah taman yang berisi benalu dan tumbuhan beracun.
"Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely."—Lord Acton
Siapa yang sebenarnya saat ini kita lihat sebagai sosok pahlawan?
Sedangkan Eren melakukan rumbling demi terciptanya perdamaian dan Thanos menjentikkan jarinya untuk mencapai kestabilan semesta.
Sementara Batman terlunta-lunta setiap hari menghadapi masa tuanya.
0 Komentar