Di antara Anda pasti ada yang pernah, bahkan sering, menerima tekanan berat. Sering mendapatkan tekanan dari orang lain yang tidak memahami Anda. Bahkan kadang tekanan itu datang dari orang yang Anda kira paling memahami Anda, yaitu orangtua. Jika Anda berada dalam kondisi terpuruk karena tekanan demikian, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian.
Seperti sabun yang harus memasuki mesin cetak dan diukir agar menarik, kita pun demikian. Kadang tekanan yang diberikan memang difungsikan untuk membentuk kita menjadi lebih baik. Namun, ada juga tekanan yang dilakukan untuk mengubah kita menjadi orang lain. Hampir semua tekanan yang menyengsarakan adalah tekanan yang dilakukan untuk tujuan kedua, yaitu mengubah diri kita menjadi sosok lain; sosok yang diharapkan oleh orang yang memberikan tekanan.
Tekanan yang diberikan pun bermacam-macam dan dilakukan dengan berbagai cara. Ada tekanan yang diberikan palu pada lempengan panas untuk menjadikannya pedang, keras dan berat. Ada tekanan yang diberikan secara halus seperti air pada batu yang membuatnya berlubang. Ada pula tekanan yang seperti udara dingin yang membekukan air, tidak terlihat, tetapi terasa.
Bagaimana pun macam dan cara yang dilakukan, semuanya menyakitkan bagi si penerima. Kenapa? Mungkin saja lempengan itu tidak ditakdirkan menjadi pedang. Mungkin saja batu itu tidak harus berlubang. Mungkin saja air itu tidak ingin menjadi es. Sehingga tekanan seperti ini seringkali disebut pemaksaan dan hampir semua pemaksaan itu salah.
Kita paham bahwa pemaksaan itu salah. Kita paham bahwa ada yang salah dari kalimat perintah atau ajakan untuk mengubah kita menjadi sosok yang bukan kita. Kita tidak ingin menjadi sosok itu. Kita ingin menjadi sosok yang kita idam-idamkan dan sedang berjalan menuju ke sana. Namun, ternyata waktu yang diperlukan untuk sampai ke sana lebih lama daripada yang kita harapkan dan orang-orang di sekitar kita mulai gusar. Mereka mulai berpikir bahwa kita butuh bantuan berupa "ajakan" untuk menjadi orang lain. Lamanya waktu juga semakin membuat kita sangsi. "Apakah aku akan benar-benar bisa sampai ke sana?" Itu adalah pertanyaan dalam benak kita.
Sebelum kita beranjak lebih jauh, kita harus tahu bahwa kita akan sampai ke mana pun tujuan kita selama kita terus melangkah. Kita hanya perlu menghadapi dan menjalani semua rintangan yang ada di depan sambil terus fokus ke tujuan. Tujuan kita akan tetap di sana. Dia tidak akan bergerak menjauh. Justru jika kita berhenti, kita akan semakin lama sampai ke sana dan jaraknya terasa semakin menjauh.
Lalu, bagaimana cara agar kita bisa move on dari tekanan tersebut dan terus bergerak mencapai tujuan?
Fokus pada Tujuan
Menurut KBBI, fokus berarti memusatkan perhatian. Jika pikiran kita tidak terpusat pada tujuan, berarti kita tidak fokus pada tujuan. Bagaimana caranya? Fokus. Lakukan semua hal yang perlu dilakukan untuk sampai di tujuan. Abaikan semua yang tidak berhubungan dengan tujuan kita. Anggap semua cemooh, halangan, dan kritik sebagai pacuan bagi kita untuk terus bergerak. Kerahkan segenap jiwa dan raga. Ingat, orang-orang sukses tidak akan sukses jika mereka tidak pernah fokus. Walaupun ada banyak hal yang mengganggu fokus Anda, selalu ingat untuk kembali fokus.
Jangan Kembali ke Masa Sebelumnya
Lupakan semua itu. Hiduplah di masa sekarang. Pahami bahwa kita sudah melewati masa-masa itu. Jika masalah yang sudah lewat menemui jalan buntu, cari jalan keluarnya. Bayangkan bahwa kita telah menyelesaikan masalah di masa lalu itu dengan jalan keluar yang baru kita dapatkan.
Sadari Perkembangan yang Telah Anda Capai
memperkirakan jauhnya jalan yang tidak pernah bisa kita perkirakan di depan.
Pahami Arti Perkembangan
Waktu kita kecil, orangtua kita pasti sangat senang dan mungkin bertepuk tangan ketika kita baru bisa berjalan. Wajah dan suara gembira serta tepukan tangan itu membuat kita sangat bahagia. Kita jadi lebih bersemangat untuk belajar berjalan. Seiring waktu, suara tepukan tangan itu semakin memudar. Bukan berarti orang-orang tersebut tidak ingin mengapresiasi kita, tetapi kita sudah dianggap tidak membutuhkannya. Kita sudah bisa berjalan, bahkan berlari. Walaupun demikian, kita tidak mungkin berhenti berjalan karena tepukan tangan berikutnya datang ketika kita berhasil naik sepeda.
Selesaikan Masalah Secara Berbeda
Perbedaan cara penanganan masalah memastikan kita tidak terpuruk dengan cara yang sama. Kita atau orang lain akan dengan cepat memahami bahwa semua membutuhkan waktu. Jika tidak ada perubahan penanganan, masalah yang akan kita hadapi selalu sama. Tidak ada yang berubah, sedangkan masih ada masalah yang menanti.
Introspeksi
Setiap orang perlu menghadapi suatu masalah agar dia berkembang. Jika kita tidak berkembang dengan memberikan penanganan berbeda pada masalah, maka masalah yang sama akan terus datang.
Berdamailah dengan masalah yang datang.
Selamat berkembang.
0 Komentar