Saat ini, banyak orang yang menyukai kegiatan menulis untuk mengisi waktu luangnya. Selain karena bisa sedikit membuang kepenatan akibat aktivitas atau perasaan kesal apapun, menulis bisa menjadi tabungan yang akan menghadiahkan sebuah kumpulan tulisan di hari tua.
Siapa pun ingin mengetahui cerita hidupnya tentang apa saja yang pernah dialaminya dan bagaimana dia mengatasinya selain membaca cerita hidup orang lain. Selain membaca kembali hal-hal yang telah dialaminya, seseorang pasti juga ingin tahu pola pikirnya yang berkembang seiring bertambahnya usia lewat tulisan-tulisan yang diciptakannya.
Saya sendiri menyukai kegiatan menulis sebagai sebuah media bisu untuk menyatakan semua pemikiran secara terkontrol daripada meledak dalam emosi yang keluar tanpa sebuah proses pemikiran walaupun terkadang tulisan juga bisa berisi tentang hal-hal yang kurang dipikirkan matang-matang.
Mengenai dunia menulis, memang tidak terlalu banyak yang bisa saya bicarakan. Saya bukan ahli dalam bidang ini tetapi sangat menyukai bidang ini, terlebih karena beberapa hal di atas tadi. Karena saya bukan orang yang bisa mengutarakan kata-kata yang tepat secara verbal, saya pikir menulis bisa menjadi cara saya berkomunikasi dengan orang lain dan mengutarakan pendapat saya tentang suatu hal dengan aman.
Alasan Menulis
Dari semua itu, ada hal lain yang membuat saya suka menulis dan itu mungkin amat memotivasi saya untuk melakukannya, yaitu memiliki sebuah blog pribadi yang menjadi rujukan bagi orang-orang. Siapa yang tidak ingin memiliki blog pribadi di dunia yang semakin mendukung kegiatan yang dilakukan dengan koneksi internet ini. Di dunia yang akan membuat orang lebih memilih untuk mendapatkan informasi lebih cepat daripada harus pergi ke toko buku dan memilih beberapa sumber untuk mendapatkan jawaban atas suatu permasalahan, membuat blog untuk melakukan hal itu juga termasuk tindakan terpuji untuk membantu orang lain.
Jika Anda suka membantu orang dengan memberikan informasi-informasi yang biasa dibutuhkan orang lain, maka membuat blog adalah salah satunya. Kita tidak bisa selamanya memendam pengetahuan untuk diri kita sendiri atau untuk orang-orang tertentu saja. Terkadang, walaupun informasi yang kita dapat mungkin sudah dijabarkan di luar sana dalam bentuk buku, penjelasan kita mungkin lebih mudah dimengerti daripada penjabaran yang ada dalam sumber lain. Oleh karena itu, walaupun kita merasa bahwa ilmu yang akan kita sampaikan sudah diketahui banyak orang, tetapi kita tetap perlu menyampaikannya karena tidak setiap pembaca memiliki gaya bahasa yang sama.
Kelas Menulis Content
Untuk itulah saya mengikuti kelas menulis content, tentu disamping alasan bahwa saya suka menulis dan masih belum percaya diri untuk mempublikasikan tulisan saya dalam bentuk tulisan cetak dan menghadapi editor yang tak segan membuang dan menghapus tulisan-tulisan yang menumpuk di meja kerjanya.
Saya termasuk orang yang mudah putus asa, termasuk dalam hal menulis.
Sehingga jika saya mengetahui bahwa tulisan saya ditolak, maka hal itu akan membuat saya berhenti menulis. Namun, hal itu tidak terjadi dalam dunia blogging. Semua jenis tulisan, baik atau buruk, akan mendapatkan pembacanya sendiri.
Sehingga jika saya mengetahui bahwa tulisan saya ditolak, maka hal itu akan membuat saya berhenti menulis. Namun, hal itu tidak terjadi dalam dunia blogging. Semua jenis tulisan, baik atau buruk, akan mendapatkan pembacanya sendiri.
Selain itu, saya juga adalah jenis orang yang membutuhkan teman untuk bergandengan tangan. Walaupun saya adalah tipe orang yang kurang suka berada di tengah orang banyak, dalam beberapa hal saya membutuhkan banyak orang yang membersamai saya menulis. Di kelas menulis content, saya mendapatkan hal itu. Ketika saya setiap hari harus membuat laporan tulisan dengan materi dan target yang ditentukan bersama teman-teman lain, saya merasa punya semangat untuk menulis.
Semangat saya adalah teman-teman yang sama-sama ikut dalam kelas menulis dan juga orang-orang yang melihat perkembangan blog saya. Walau bagaimana pun, hampir semua orang memang suka diperhatikan dan dibimbing karena dengan begitu dia akan merasa bahwa hal yang dilakukannya memang dibutuhkan oleh semesta. Selain itu, dengan adanya pembimbing jalan kita akan terarah dan lebih pasti, dengan adanya materi-materi dan tips-tips yang diberikan, daripada ketika kita berjalan sendiri tanpa tahu arah.
Oleh karena itulah, mengikuti kelas menulis content adalah salah satu cara untuk mendapatkan semangat menekuni hobi menulis. Hal serupa juga berlaku untuk hobi yang lainnya.
Hal lain yang bisa didapat dari kelas menulis adalah kita tidak hanya akan mendapatkan kesempatan menulis dan belajar bersama orang lain, tetapi juga memahami bahwa menulis content tidak hanya seperti menulis apa saja yang ingin kita tulis. Kita akan lebih memperjuangkan dan puas dengan hasil tulisan kita ketika kita tahu bahwa tulisan kita bermanfaat bagi banyak orang.
Target dan Hambatan
Dalam melakukan suatu hal, entah besar atau kecil, kita tidak akan terlepas dari target. Seperti halnya ketika makan, setiap orang memiliki target tertentu yang melatarbelakangi kenapa mereka melakukannya. Ada yang ingin mengenyahkan rasa lapar, ada yang ingin mendapatkan energi untuk beraktivitas, ada yang melakukannya untuk melampiaskan rasa stress, dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan menulis, dalam hal ini menulis content. Bagi para penulis content, mendapatkan tanggapan baik dari pembaca dan mengetahui bahwa tulisannya dijadikan rujuan adalah hal yang luar biasa. Apalagi jika blognya tampil di urutan pertama alat peramban, maka semua usaha rasanya telah terbayar. Hal itu sama menyenangkannya dengan ketika novel kita berada di atas rak buku bestseller.
Namun, semua itu bukan hal yang mudah. Untuk menjadi yang pertama dibutuhkan kerja keras, dedikasi dan komitmen yang tinggi agar kita tidak mudah menyerah atas kegagalan atau kesalahan yang mungkin akan terjadi atau berbangga atas prestasi yang belum tentu selamanya. Menyerah tentu akan membuat segala usaha dan waktu yang kita luangkan terbuang percuma. Sedangkan berbangga akan membuat diri kita berhenti berkembang di tengah zaman yang terus berevolusi.
Menyerah dan berbangga adalah hal yang lumrah bagi manusia. Kita kadang akan menyerah atas sesuatu yang kita rasa tidak bisa kita taklukkan. Dalam dunia menulis content, hambatan yang biasanya menghadang antara lain meluangkan waktu untuk menulis, menciptakan mood untuk menulis, dan menemukan ide menulis.
Meluangkan waktu untuk menulis bagi seorang pekerja paruh waktu memang mudah, tetapi akan menjadi sulit jika hal itu dilakukan oleh seseorang yang bekerja purna waktu dan masih harus mengurus rumah tangga. Kadang, waktu luang saja tidak cukup untuk membuat kita bisa menulis. Untuk mengusir ketegangan dan menghilangkan suasana kantor yang kita bawa pulang untuk mulai menulis, kita perlu membangun mood. Suasana hati tidak bisa diciptakan begitu saja tanpa adanya pendukung seperti ketenangan atau bacaan yang membuat kita terusik untuk ikut membahasnya pula.
Kegiatan untuk memulai menulis juga akan terhambat jika kita tidak tahu apa yang harus kita tulis. Menemukan ide bukan hanya sekedar merangkai kalimat, tetapi juga tentang menemukan topik yang ingin dan bisa kita bahas. Kadang, kita bisa saja menemukan suatu topik yang ingin kita bahas, tetapi tidak bisa karena kurangnya pengetahuan dan bahan tentang hal itu. Hal tersulit bagi seorang penulis adalah keaslian karya yang hanya bisa didapat jika kita sudah banyak membaca berbagai sumber; dan akan lebih baik lagi jika kita punya hobi membaca.
Dari semua itu, tentu masih ada banyak hal yang perlu dicapai seorang penulis agar karyanya menjangkau banyak orang dan memberikan manfaat lebih. Hal ini tentu berarti bahwa seorang penulis bukanlah seorang yang hanya belajar di suatu zaman dan berhenti di zaman yang lain, melainkan seorang yang terus berkembang bersama dengan perubahan zaman.
Gambar diambil dari Pixabay
0 Komentar